Salam Budaya

"Menulis Sampai Habis"

Sabtu, 25 Juli 2009

Suatu Malam Basah
: sobat


Seorang teman lama bertandang di suatu malam basah. Beberapa kata yang keluar dari diri menyambutnya. Mempersilahkan ia duduk lalu membuatkan segelas kopi panas. Kita mengenang sebuah sungai kecil dibelakang rumah. Tempat kita mengail selepas sekolah. Mendapatkan ikan lalu membakarnya dengan salah satu puisimu.

Selayaknya kini jadi kenangan dalam memori bersahaja. Tawa, canda atau mungkin puisi itu kita hasilkan dalam waktu ribuan jam. Kini kau bicara sebuah kematangan. Dan yang perlu kau ketahui setiap orang punya pemaknaan yang berbeda tentang semua hal. Jangan kau samakan tempat ini dengan tempat kita mengail dulu. Karena sungguh amat jauh berbeda.
Hujan masih juga basah. Membasahi mulutmu hingga basahnya meluap kemana-mana. Jangan kau basahi hal yang masih ingin kering. Kau cukup membasahi pikiranku saja. Dan itu sudah cukup, karena bicaramu hanya berputar-putar. Dan itu semua tenggelam dalam pembicaraan gerak yang tertahan. Semua jadi mimpi yang sia-sia karena semua tak diawali.


Balikpapan 7 Mei 2009
02:49 AM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar