Salam Budaya

"Menulis Sampai Habis"

Minggu, 28 Desember 2008

Reinha


Entah Sedari Kapan Kabut Itu Mulai Mengental Hingga Kemudian Berarak Ke Bebukitan Diantara Gelagat Jarum2 Gerimis Yang Tengah Menari Meludahi Senja Ada Sesuatu Yang Membuat Malam Ini Terpaut Terlalu Lama Dengan Pagi Tampaknya.. Tentang dirimu-kah itu? Dimana Mata Dibawah Kaki2 Bulan Sekalipun Tak Tampak Berbola Hitam Lalu Perasaan Macam Apa Yang Terbakar itu? Perlahan Aku Merayu Kematian Yang Berkisar di Gairah Jantungmu Menggapai Setiap Desir2 Rindu Lewat Setitik Air Yang Membatu di Pelupuk Mata Kau Tetap Tenanglah...Jiwa Masih Kau Genggam Tak Enyah Kemanapun dan Tak Ingin Berharap Apapun Sebanyak Serpihan Bintang di Depan Cermin Retak Bawakan Semua Cinta Ke depanku Dan Kau Tak Butuh Kardus Rentangkan Saja Telapak Tanganmu Karna Sebesar Itulah Cintamu Betapa Kau Tak Pernah Sadari Itu Bukan? Dalam Setiap Pijakan Yang Berderak Itulah Dimana Aku Mulai Lelah Untuk Berdongeng Tentang Angin, Tentang batu, ataupun Tentang "AKU" Benarkah Memang Ada Ruang2 di Rongga Dada Kita? Maka Bicarakan Saja Setiap Apa Yang Mengalir Kemudian Aku Akan Mati Tenang Disini

Senin, 22 Desember 2008

Bila Akhirnya Satu Persatu Kita Mati Disini,
Dipuncak Gunung & Jurang-jurang Terjal Ini
Akankah Kematian Kita Sia-sia?
Tidak!!!
Jika Bau Busuk Bangkai Kita Mampu Menitipkan Pesan
"Gunung Bukan Untuk Ditaklukkan"
Yang Bisa Didaki Tanpa Bekal Pengetahuan, Keterampilan &
Akal Pikiran Yang Jernih

Created By APA Adventure Community Jogjakarta

Minggu, 21 Desember 2008

Apakah Setiap Putih Akan Di-Jawab Hitam
Apakah Setiap Biru Akan Di-Jawab Abu-abu
Apakah Setiap Kuning Akan Di-Jawab Putih
Apakah Setiap Merah Akan Di-Jawab Hijau
Aku Tak Memilih Warna Tapi Warna Itu Mengerlip Dalam Hati
Aku Tak Memilih Putih Tapi Putih Itu Yang Mengisi Hati
Aku Tak Memilih Kuning Tapi Kuning Itu Yang Mengeerling Dalam Hati
Aku Tak Kuasa Memilih Warna Seperti Halnya Aku Tak Kuasa Menolak Warna Yang Hadir Andai Warna Yang Ku-Harap Mungkur Adalah Tanda Kekuasaan-MU